Langsung ke konten utama

Hayati, Seorang Wanita Tangguh yang Menginspirasi


Setiap orang pasti ingin bisa sukses di usia muda, tapi untuk bisa sukses di usia muda tidaklah mudah tanpa usaha, doa dan perjuangan yang luar biasa. Inilah kisah tentang Hayati seorang wanita yang menginspirasi.


Dialah seorang kakak tertua dari 5 bersaudara yang telah banyak berjasa untuk keluarganya. Bermula semenjak hayati lulus Sekolah dia sudah berjuang mencari nafkah untuk keluarganya, hayati pun sudah membiayai semua keperluan keluarganya di karenakan sang ayah sudah tdak lagi bekerja. di karenenakan hayati anak tertua maka mau tidak mau hayati pun harus menerimanya dengan ikhlas. Dan karena  kegigihannya dan keikhlasannya, hayati pun ikhlas menjalani pekerjan dari pagi hingga malam hanya untuk keluarganya.
Setelah banyak pertimbangan dan adanya sedikit rezeki yang telah dia peroleh setidaknya hayati pun bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, akan tetapi diujung masa akhir kuliahnya hayati pun harus merelakan untuk tidak wisuda, di karenakan hayati harus mengirim uang ke adiknya yang sedang bersekolah di Pesantren untuk membayar uang wisuda. Dengan hati yang sangat  ikhlas pun hayati merelakan untuk masa depan adiknya agar kelak adiknya bisa menjadi lebih baik dari dirinya .
Dan setelah apa yang terjadi, hayati pun tidak putus asa dengan semua kehendak Allah, bahkan setelah kejadian itu hayati pun bertekad untuk selalu berdoa,bersyukur, dan selalu berusaha lagi untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Hayati pun bercerita bahwa dari sejak kecil dirinya telah diajarkan untuk bertanggung jawab oleh ayahnya, di karenakan hayati anak pertama yang hanya dia lah satu-satunya harapan keluarganya. Dan dengan begitu hayati harus menanggung semua keperluan keluarganya serta biaya sekolah adiknya, karena ayah dan ibundaya pun sudah tidak bisa membiayai keperluan sekolah adik-adiknya, jadi menurut hayati pun, semua yang hayati lakukan itu adalah kewajiban dari seorang kakak dan anak pertama yang harus hayati lakukan dengan ikhlas.
Dan ketika masalah besar itu datang hayati harus menerima takdir bahwasannya sang ayah sakit keras yang mengharuskan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Tetapi hayati pun tidak merasa bahwa Allah itu tidak adil, hayati selalu berkata di dalam hatinya dan fikirannya “Bahwasannya Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuan hambanya” itu yang selalu hyati terapkan dalam hidupnya.
Kita pun semua tau bahwasannya Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya melebihi kemampuan hambanya itu sendiri, karena di setiap cobaan yang Allah berikan pasti ada hikmah di balik musibah itu, bagaimana kita menjalaninya saja, apakah kita bisa menjalaninya atau tidak, hayati pun selalu percaya dengan semua apa yang di janjikan Allah kepadanya, karena baginya kalau ia percaya ke pada tuhan yang meciptakan langit dan bumi insya Allah, Allah pun akan selalu bersamanya. 
Dengan doa dan usaha hayati berusaha untuk menyembuhkan sang ayah dari penyakitnya, tetapi apa boleh buat, setelah sang ayah bejuang selama 3 tahun melawan penyakitnya dengan semangat dan doa yang selalu di panjatkan untuk meminta kesembuhan dari sang khalik,tetapi sebesar apapun usaha yang telah dilalukan untuk menyembuhkan sang ayah, tetapi Allah pun berkehendak lain kepadanya dengan memanggil sang ayah mengahadap sang khalik(Allah SWT).
Bahkan sebelum ayahnya meninggal dunia, hayati harus menerima kenyataan pahit yang  tidak pernah terbayangkan olehnya, bahwa sang ibundanya di panggil oleh Allah terlebih dahulu(meninggal dunia). Dimana hanya ibundanya lah yang memberikan semangat dan kasih sayang yang luar bisa terhadapnya, Dengan tidak percayanya ia pun harus menerima bahwasanya sang ibunda yang sangat ia cintai, dan ia hormati harus meninggalkan ia untuk selamanya, Dan di situlah hayati merasa bahwa dia telah kehilangan sesorang yang sangat dia cintai dan ia hormati, hayati pun tidak mengetahui apalagi yang harus dia lakukan karna semua perjuangan dirinya selama ini tidak lah berarti apabila tidak ada sosok ibu yang selalu mendukung hayati, dari dimana dia merasa sedih,susah,dan bahagia.
Pada hari di mana ibundanya di panggil oleh Allah(meninggal dunia) dia merasa seperti orang gila yang tidak tau arah, karena selama ini apapun yang hayati rasakan selalu bercerita kepada sang ibundanya entah itu tentang pekerjaan atau kegiatanya diluar rumah, dan hayati pun sudah menganggap ibundanya sebagai seorang teman, sahabat yang bisa memberikan saran dan teguran atas apa yang hayati lakukan, dan  dengan begitu tiba-tibanya ibundanya pergi meninggalkan hayati dan adik-adiknya, yang bahkan mereka pun masih membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu, begitu terpuruknya hayati atas apa yang terjadi, dan karana hayati mempunyai adik-adik yang sangat kuat dan hebat serta temen-temannya yang selalu supportnya dari di mana hayati merasa bahwa dia sudah tidak semangat lagi di dalam hidupnya, tetapi karena semua dukungan dan yang hayati dapatkan dari seluruh keluarga dan teman-temannya hayati pun bangkit, dan hayati pun berfikir mungkin Allah lebih sayang ke pada ibundanya karena selama ini beliau sudah menjaga ayahnya dengan sangat baik dan sangat sabar dan dengan penuh kasih sayang, dan hayati pun ikhlas dengan semua apa yang telah Allah takdirkan kepadanya.
Dan setelah hayati bangkit dari keterpurukannya atas kehilangan sang ibunda, hayati pun bertekat agar ayahnya bisa sembuh dari penyakitnya karena penyemangat hidupnya tinggalah sang ayah, tetapi Allah berkata lain, selang beberapa bulan ibundaya meninggal, ayahnya pun nyusul ibundanya menghadap sang khalik( meninggal dunia). dengan hati yang sangat rapuh hayati pun tidak bisa berkata apa-apa lagi karena dalam 1 tahun terakhir hayati telah kehilangan 2 orang yang sangat ia sayangi dan hayati hormati.

Setelah selang beberapa bulan kemudia setelah kematian ke dua orang tuanya, dengan support dan dukungan yang hayati dapat dari teman dan keluarganya, hayati pun bangkit dari keterpurukannya dan menjalani hidup sebagai ayah,ibu,dan kakak bagi adik-adiknya dengan motivasi baru untuk menjalani hidup yang baru tanpa orang tua disisinya dan adik-adiknya , Dan karena hayati pun merasa kalau bukan dia siapa lagi.?
Siapa lagi yang akan bertanggung jawab atas adik-adiknya kalau bukan dirinya, karena hayati selalu ingat pesan dari sang ayah, bahwa hayati harus selalu menjaga adik-adiknya karena itu lah tanggung jawab seorang kakak tertua dari 5 bersaudara.     
Dan dengan segala syukur yang hayati panjatkan, ia sangat berterima kasih kepada semua keluarga dan temannya yang sudah mensupport hayati, dari dimana hayati meras bahwa dirinya sudah terpuruk dan sudah tidak lagi bersemangat menjalani hidup. Karena kalau bukan karena mereka hayati pun tidak tau lagi akan seperti apa kedepannya.  Jadi sampai kapan pun hayati sangat berterima kasih sekali kepada semua orang yang sudah peduli dan yang sudah memberikan semangat dan kasih sayangnya yang luar biasa kepada dirinya.
Hayati akan selalu berterima kasih ke pada Allah yang sudah memberikan keluarga dan teman yang selalu memberikan semangat dan kasih kasayangnya kepada dirinya, sampai kapanpun hayati merasa tidak akan  bisa membalas semua kasih sayang mereka terhadapnya, tetapi hayati akan membuktikan kalau dirinya bisa dan kuat atas apa yang telah Allah takdirkan ke padadirinya dan keluarganya.       
Dengan kegigihan dan keikhlasan hatinya, hayati berusaha untuk bisa menjadi orang tua pengganti yang bisa membuat adik-adiknya bahagia, karena baginya kebahagian adik-adiknya adalah kebahagiannya dan keutaman hidupnya sekarang.   
Hayati selalu berkata kepada dirinya sendiri dan kepada adik-adiknya, bahwa kita hidup di dunia ini tidaklah sendiri, meskipun ayah dan ibu sudah tidak ada lagi di dunia ini dan sudah tidak ada lagi bersama kita sekarang, tetapi percayalah mereka selalu ada di dalam hati dan pikiran kita dan kalian semua tau kan bahwasanya semua makhluk hidup pasti akan kembali kepada Allah hanya kita tinggal menunggu waktu di mana kita semua akan kebali kepadanya, dan kita semua harus percaya segala musibah pasti ada hikmah di baliknya.
Dan  sekarang terjawab semua atas keikhlasannya,kegigihannya dan kerja kerasnya yang telah hayati lakukan selama ini, bahwasanya adik-adiknya bisa melanjutkan sekolah di perguruan tinggi yang selama ini hayati inginkan dan harapkan, karena menurut hayati cukup dirinya saja yang merasakan tidak bisa meneruskan bangku perkuliahan ,dan dengan sangat kuat dan keikhlasnya dari seorang hayati untuk menghidupkan adik-adiknya dan membiayai sekolah adik-adiknya sampai di perguruan tinggi, sehingga semua orang di sekitarnya lingkungannya menganggap keluarga itu hebat bisa melewati semuanya dengan ikhlas dan sabar. dan hayati pun telah menemukan laki-laki yang insya Allah bisa menerima kekurangan dan kelebihan dirinya dan keluarganya.
Jadi ini adalah pesan yang selalu di terapkan kepada diri hayati sendiri,keluarga,dan terutama untuk adik-adiknya bahwa  semua harus di awali dengan Berdoa,Usaha,dan Ikhlas karena dengan semua itu insya Allah kita akan sukses dan selalu bahagia, karena dengan BERDOA kita akan selalu dekat dengan maha pencipta dan maha segalanya untuk meminta apa yang kita harapkan dalam hidup, dan dengan segala USAHA kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan,dan kalau dengan IKHLAS kita bisa selalu di kasih kesabaran atas apa yang telas di takdirkan kepada kita.

Komentar